Belakangan ini, semakin banyak
konser menuai kritik dari para penikmat musik yang merasa antusiasmenya
dikhianati oleh eksekusi yang jauh dari kata ideal. Pengalaman langsung dari
penonton menjadi cerminan penting tentang bagaimana festival itu dijalankan—bukan
hanya dari sisi penampilan musisi, tetapi juga pada tata teknis, manajemen
kerumunan, hingga penyusunan konsep acara yang matang. Terkadang, kekecewaan
datang dari hal-hal kecil yang seharusnya bisa dihindari.
Konsep Kurang Matang
Sering kali festival musik tampak
ambisius dari sisi promosi, namun lupa membangun fondasi acara yang matang.
Perencanaan yang terburu-buru dapat melahirkan pengalaman yang kacau untuk
pengunjung.
Alur acara berantakan
Transisi tidak rapi
Masalah Teknis
Masalah teknis memang seringkali
tak terelakkan dalam produksi skala besar, tapi bukan berarti bisa dimaklumi
begitu saja. Saat kejadian teknis mengganggu kenikmatan musik, maka nilai
keseluruhan festival ikut dipertaruhkan.
Sound system tidak konsisten
Banyak penonton mengeluhkan suara
yang terdengar sumbang, tidak seimbang, bahkan kadang hilang-timbul. Sound
system yang buruk tidak hanya menyulitkan penonton, tapi juga menurunkan
kualitas performa artis. Beberapa festival besar bahkan mengalami momen memalukan
saat mikrofon tidak berfungsi saat musisi utama tampil. Masalah ini tak boleh
terjadi jika soundcheck dilakukan dengan benar dan teknisi andal diturunkan ke
lapangan.
Lampu ganggu pandangan
Lampu sorot yang diarahkan
langsung ke penonton, strobe yang menyilaukan tanpa jeda, hingga pencahayaan
yang tidak sinkron dengan beat lagu jadi salah satu LSI keywords yang banyak
dicari saat ini. Alih-alih menciptakan atmosfer, justru mengganggu pengalaman
visual penonton. Banyak yang mengeluh mata mereka sakit akibat intensitas lampu
yang terlalu ekstrem.
Manajemen Penonton Buruk
Festival yang baik bukan hanya
soal musik, tetapi juga bagaimana penyelenggara mengelola kerumunan dengan aman
dan nyaman. Sayangnya, aspek ini masih sering diabaikan.
Akses masuk keluar tidak teratur
Jalur masuk yang sempit, tanpa
arah yang jelas, dan minimnya petunjuk membuat banyak penonton bingung.
Beberapa bahkan terjebak berdesakan tanpa tahu ke mana harus melangkah. Saat
terjadi gangguan atau cuaca buruk, hal ini bisa membahayakan keselamatan. Festival
dengan ribuan orang harus punya sistem arus masuk-keluar yang rapi dan teruji.
Keamanan kurang siaga
Petugas keamanan yang tak sigap
menangani insiden, bahkan tidak hadir di titik-titik rawan, menjadi sorotan
utama. Beberapa kasus kehilangan barang hingga bentrok antar penonton
seharusnya bisa dicegah jika pengamanan dilakukan serius. Penonton harus merasa
aman bukan hanya saat menikmati musik, tapi juga saat berpindah area atau
keluar dari venue.
Evaluasi dan Harapan untuk Festival Selanjutnya
Banyaknya kritik festival musik
bukan berarti kita harus membenci acara semacam ini, tapi justru menjadi titik
balik untuk perbaikan. Kritik membangun dapat mendorong penyelenggara agar
lebih profesional dan memperhatikan hal-hal kecil yang sebenarnya sangat vital.
Ke depan, kamu bisa berharap festival
musik menjadi tempat yang inklusif, aman, dan benar-benar memberikan pengalaman
tak terlupakan—bukan hanya dari segi penampilan artis, tapi juga dalam hal
manajemen keseluruhan. Penyelenggara harus memahami bahwa detail teknis dan
pelayanan terhadap penonton punya dampak langsung terhadap citra festival itu
sendiri.
Referensi
- https://pophariini.com/ketika-kritik-musik-merambah-media-sosial/
- https://www.rollingstone.com/music/music-news/festival-problems-review-2024/
- https://pitchfork.com/thepitch/music-festivals-criticism-and-audience-expectation-2024/